Giliran Ibu-Ibu Tajir Beli Lelaki Muda!

1, Februari 2008

NEW YORK, KAMIS – Dicari: “Wanita berumur yang berminat pada lelaki muda nan menggairahkan.” Pelamar harus memenuhi persyaratan yakni, umur lebih dari 35 tahun, memiliki pemasukan setidaknya 500 ribu dollar AS setahun, atau memiliki aset cair sebesar 4 juta dollar AS.

Pengumuman itulah uang dipasang sebuah event organizer yang menjadi penyelenggara kencan kilat di New York. Mereka berencana memasangkan 20 ‘ibu-ibu tajir’ dengan 20 lelaki muda. “Selama ini seorang lelaki kaya, yang meskipun tua dan jelek mampu menarik hati wanita incarannya yang cantik dan menarik hanya dengan uang. Berabad-abad wanita menjadi bersimpuh karena uang. Kini giliran wanita!”ungkap Jeremy Abelson dalam situs www.pocketchangenyc.com  yang menyelenggarakan acara ini.

Rencananya ke 20 pasangan “beda kasta” itu nantinya akan dipertemukan di Manhattan’s 230 Fifth club pada 7 Februari mendatang.  Serunya, acara ini tidak hanya menarik bagi janda-janda cerai yang kaya, tapi juga wanita lainnya.

Nancy Richards (50) misalnya. Wanita pemilik firma marketing dan produser teater di London dan New York pun berminat. “Apakah ini yang saya cari ya? Bukan. Apakah ini pilihan? Tapi ya nggak papa juga, toh di New York apapun bisa berjalan kok,” kata Nancy sambil tergelak.  (REUTERS/GLO)


Mega. SBY Jalan DI Tempat???

1, Februari 2008

JAKARTA, KAMIS – Pernyataan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan yang juga mantan Presiden Megawati Soekarnoputri tentang pemerintah jalan di tempat seperti tarian poco-poco menyengat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Melalui staf khusus presiden bidang korupsi Sardan Marbun, Presiden Yudhoyono menilai Megawati tidak mampu introspeksi dan melihat kemampuan dirinya saat tiga tahun menjadi Presiden.

“Megawati tidak pernah melakukan introspeksi tentang apa yang dilakukan waktu menjabat. Dia tidak tahu kemampuannya saat menjabat,” ujar Sardan yang secara khusus ingin menanggapi penilaian Megawati dengan menghubungi Kompas, Kamis (31/1) malam.

Menurut Sardan, Presiden Yudhoyono mengakui masih ada kekurangan dalam tiga tahun lebih pemerintahan berjalan terutama dalam upaya besar mewujudkan janji perbaikan kesejahteraan rakyat. Tetapi, Presiden tidak sependapat jika dikatakan pemerintah saat ini jalan di tempat.

“Penilaian Megawati tidak utuh dan tidak lengkap. Kesulitan karena kenaikan bahan bakar minyak dan bencana tidak dilihat,” ujarnya.

Pernyataan ketiga soal “poco-poco” menurut Sardan semakin menunjukkan bahwa Megawati bukan seorang negarawan karena berbicara tidak berdasarkan fakta seperti yang dicatat pemerintah saat ini.

Menurut Sardan, istilah pertama Megawati yang menyengat Presiden Yudhoyono yang pernah sama-sama menjadi pembantu Presiden Abdurrahman Wahid bersama Megawati dan pernah menjadi pembantu Megawati adalah “tebar pesona” dan “janji di atas langit, realisasi di kaki bukit”.

“Ini sekaligus menunjukkan Megawati sebagai Butis alias Pembuat Istilah,” ujar Sardan.

Menjelang 2009, seperti diramalkan, saling serang antara politisi untuk kepentingan kekuasaan dilakukan. Soal peningkatan kesejahteraan rakyat, siapa peduli. Harga kebutuhan pokok kini semakin tinggi tak terbeli